Pages

Saturday, July 28, 2012

"Kisah Hidupku yang Penuh Rintangan"


Hari kamis sekitar pukul 6 sore, seorang pembaca Dailysalade mengirimkan email kepada saya tentang kisah hidupnya.. Oh iya, sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih untuk pembaca yang sudah mengirimkan cerita / kesaksian hidupnya ke email saya. Teruslah bersaksi & jadilah berkat! :)
Seorang pembaca itu sebut saja namanya Ms.Y. Dia menceritakan kisah hidup yang sedang dialaminya sekarang. Waktu membacanya, saya merasa tersentuh, hati saya tergerak untuk bisa membantu, tapi sekaligus bingung apakah kisah hidupnya mau saya muat di blog saya atau tidak.
Akhirnya saya memutuskan untuk memuat kisah hidup Ms.Y tersebut ke blog saya. Semoga apa yang dialami Ms.Y ini dapat menguatkan pembaca lain bahwa ditengah masalah yang mereka hadapi, mereka tidak sendiri. Masih banyak orang yang sayang dan mau peduli dengan mereka...

Berikut email yang masuk ke inbox saya....

"Aku hanya manusia biasa yang tak punya apa-apa, seperti bayi yg baru dilahirkan. Sebenarya hidupku menyenangkan dan juga serba berkecukupan, tidak kekurangan suatu apapun, termasuk kasih sayang dari kedua orang tuaku. Aku sangat bahagia. Tapi itu dulu ketika aku baru lahir sampai umurku 12 tahun. Setelah umurku lebih dari 12 tahun, hidupku terasa hampa dan rasaya ingin mati saja. Banyak problem dari diriku maupun dari orang tuaku. Aku merasa mereka sudah tidak sayang lagi kepadaku karena kasih sayang itu terbagi kepada kedua orang adikku. Mamaku selalu membela adik-adikku dan selalu membudakiku. Akhirnya, aku tidak tahan lagi dan diusiaku yang ke-16 aku nekat hidup sendiri. Sampai sekarang hidupku masih berantakan. Masih belum sempurna. Ya Tuhan, seandainya kau menciptakan aku sebagai manusia yg sempurna dan bahagia, ak bersyukur kepadaMu. Tapi sekarang aku tidak dapat berkata apa-apa. Inilah hidupku yg sudah diatur oleh Tuhan, mau tak mau aku harus bersyukur. Aku bersyukur aku dilahirkan sempurna dan meskipun hidupku berantakan, aku masih bisa hidup mandiri dan normal. Aku bisa menafkahi hidupku dan mencari makan sendiri dengan caraku. "
-Ms.Y-

Itulah email dari Ms.Y untuk Dailysalade. Entah dia mau bersaksi atau hanya sekedar curhat. Apapun itu, saya merasa dia sedang mengalami masalah yang berat saat ini. Saya terbeban dan akhirnya memutuskan membalas email Ms.Y. Saya berharap email balasan ini dapat menguatkan dan menghibur dia.
Berikut email balasan dari saya....

Hai Ms.Y... :)
Aku tergerak ketika membaca kisah hidupmu..
Boleh aku tau kamu berasal dari kota mana & berapa usiamu skarang?

Hmm... hidup ini memang penuh rintangan... Jangan putus asa ya :) Masih banyak teman2 yang punya perjalanan hidup yang lebih berat dari kita. Ada seorang temanku yang kedua orang tuanya sudah dipanggil Tuhan ketika dia masih muda. Setelah kedua orang tuanya meninggal, hidupnya kocar kacir... bekerja sana sini hanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak ada saudara yang mau menampung dia. Dia pernah bekerja sebagai pedagang "wanita", jual senjata, dll... pekerjaan gelap yang membuat hidupnya semakin hampa dan gelap. Dia juga pernah berpikir mau bunuh diri. Tapi Puji Tuhan dia akhirnya mengambil langkah yang tepat, dia mau menerima Yesus sebagai juruselamat hidupnya dan hidupnya sekarang berubah 180 derajat !
Kalau melihat hidupnya yang sangat diberkati, orang gak akan nyangka dia punya masa lalu yang berat dan gelap....

Jadi, kamu jangan putus asa ya... tetaplah berharap pada Tuhan seberapapun beratnya hidupmu. Tuhan itu tidak pernah tidur! dia tau apa yang kita butuhkan. Kalau kamu mau serahkan hidupmu sepenuhnya pada Tuhan, terus berjuang melakukan hal-hal postif, & belajar mengampuni kedua orang tuamu, Tuhan pasti ubah hidupmu dan taruh berkat2 yang melimpah :)

Semangat Ms.Y!
Kalau kamu butuh teman untuk curhat, kamu boleh balas emailku..:)
God bless you..

Sampai sekarang Ms.Y belum membalas email saya. Saya tidak tahu apakah dia sudah membaca email saya atau belum. Semoga Ms.Y hidupnya sudah lebih baik sekarang....

Dalam hidup ini banyak sekali orang-orang yang mengalami masalah seperti Ms.Y, atau bahkan mungkin ada yang lebih berat lagi. Tapi percayalah, Tuhan tidak pernah meninggalkanmu sendirian.
Kalau kamu sampai bisa membaca artikel ini, baik sengaja maupun tidak sengaja, itu artinya Tuhan masih peduli denganmu. Tuhan mau kamu bangkit dan menyadari bahwa di dunia ini masih banyak orang yang mengalami masalah yang sama dan masih ada orang yang mau peduli..... Siapapun kamu, ayo, jangan putus asa! Benahilah hidupmu dan belajarlah mengampuni orang yang bersalah padamu. Hidup ini indah jika kamu mau serahkan hidupmu kedalam tangan-Nya :)

Kalau kalian tergerak dan terberkati dengan kisah hidup Ms.Y, tinggalkan comment ya... siapa tau Ms.Y atau pembaca lain yang membaca artikel ini menjadi terberkati ketika membaca support / comment dari kalian. Thanks!
~Tuhan Yesus memberkati :)

Friday, July 27, 2012

Kisah Hidup Regina "Indonesian Idol 2012"



Siapa yang tidak tahu Regina Idol? Seseorang yang bukan siapa-siapa tiba-tiba terkenal karena suara emasnya dalam ajang perlombaan menyanyi Indonesian Idol....

Kisah hidup Regina ternyata begitu berat dan mengharukan. Benar-benar sebuah perjuangan hidup sejak dia kecil. Sewaktu kecil dia pernah mengalami kecelakaan. Regina, ibu dan adiknya selamat, sedangkan ayahnya meninggal dunia. Regina mengalami patah kaki sampai harus operasi 2 kali. Ibunya menikah lagi dan tidak lama kemudian ayah tirinya juga meninggal dunia.

Karena tertipu investasi, ibunya harus menggadaikan rumah, sampai akhirnya rumahnya di jual dan membeli rumah kecil yang sekarang dia tempati bersama ibu dan 2 orang adiknya. Rumah kecil itu direnovasi juga dengan bantuan warga, ada yang bantu pagar, atap, dan sebagainya. Demi mencukupi kebutuhan hidup, Regina sejak kelas 1 SMU menyanyi di Cafe. Kehidupan sehari-hari juga mengandalkan bantuan dari saudara-saudara ibunya dan setiap bulan mereka mendapat paket sembako dari gereja.

Bersamaan dengan itu, Regina yang mempunyai bakat dalam bidang menyanyi mencoba mengikuti ajang Indonesian Idol. Dan seperti kita ketahui, Regina berusaha mengikuti Indonesian Idol sampai 6 kali dan semuanya gagal. Bayangkan, gagal sebanyak 6 kali merupakan perjuangan yang tidak mudah bagi seorang Regina. Tetapi tidak ada kata putus asa dalam kamus hidupnya. Regina pantang menyerah dan berusaha terus mengikuti audisi Indonesian Idol untuk yang ke 7 kalinya. Ia tahu bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya dan selalu ada pengharapan bagi orang yang mengandalkan Tuhan. Dan sungguh luar biasa, pada perjuangannya yang ke 7 kali ini, hanya kata "Woww!" yang dapat dilontarkan oleh Regina dan semua orang yang menyaksikan perjuangan hidupnya. Tak ada yang menyangka bila kegigihan Regina membawa dia pada keberhasilan dan menjadikannya The Winner of Indonesian Idol 2012.

Apa yang terjadi bila saat itu Regina “menyerah” pada seleksi Indonesian Idol yang ke 2 atau ke 3 atau bahkan dia berhenti dan menyerah saat yang ke 6 ? Yang pasti Regina tidak akan pernah mengalami berkat dan kemenangan seperti saat ini. Kemenangan Regina bukan hanya pada pertandingan menyanyi, tetapi juga pada pertandingan iman & kesabaran !

Ada satu quote yang menarik....
“The winner sees an answer for every problem. The looser sees the problem in every answer”.
“Seorang pemenang selalu melihat sebuah jawaban di setiap masalah, Sedang seorang pecundang melihat sebuah masalah di setiap jawaban.”

Tuhan menguji kesabaran Regina selama 6 tahun lebih. Tuhan menempa mentalnya, Tuhan menghendaki Regina belajar lebih lagi, dan pada waktu yang sudah Tuhan tentukan, kemenangan itu akan kita dapatkan. Bahkan para juri Indonesian Idol mengakui bahwa kemampuan Regina di atas peserta yang lainnya dan standart seperti kemampuan Regina ini dapat dipakai sebagai standart kualitas bagi Indonesian Idol berikutnya. Sungguh suatu kemenangan yang tak pernah terbayangkan. Tuhan membuat semuanya indah pada waktunya !

Keberhasilan Regina di Indonesian Idol adalah jawaban Tuhan atas kesabaran dan perjuangannya, terlebih atas doa-doanya. Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yg menentukan arah langkahnya. Kiranya kisah hidup Regina ini dapat memberikan contoh bukan hanya di dunia musik saja, tetapi juga di semua aspek kehidupan. Kegigihannya memberi sebuah inspirasi bagi kita semua sebagai anak-anak Tuhan yang harus terus berjuang untuk memenangkan kehidupan ini dan bertahan sampai seluruh rancangan Tuhan digenapi atas hidup kita.

Saya suka sekali dengan perkataan Regina ketika dia menang menjadi The Winner of Indonesian Idol. Dia berkata, "Thank God.. It's the power of prayer!"
Kata-kata itu terngiang dalam telinga saya dan semakin meneguhkan saya bahwa setiap keberhasilan tidak terlepas dari kuasa doa !
Jangan menyerah atas setiap masalah di hidup kalian, tetaplah berharap, berdoa, berjuang, dan beriman!

"Kemenangan adalah untuk orang-orang yang berdoa. Kemenangan adalah untuk orang-orang yang berjuang."

Tuhan Yesus memberkati ! :)

Wednesday, July 25, 2012

Komunitas Anak Muda "Connect Group"

Hai teman-teman! Welcome Home ! :)
Bagi kalian anak-anak muda, jika kalian ingin mempunyai komunitas dan teman-teman baru yang dapat  saling mendukung dan membangun di dalam Tuhan, di sinilah tempatnya... di Connect Group Youth
Aktivitas yang membangun kerohanian kami adakan setiap minggunya.
-"Komunitas yang positif membangun kebiasaan yang positif pula."-

This is your second home :)
Kami mengasihi anda.....
Tuhan Yesus mengasihi anda.....

* Connect Group terdapat di berbagai kota di bawah penggembalaan Gereja Mawar Sharon. Jika anda berada di kota lain selain kota Surabaya, kami dapat membantu untuk memberikan informasi Connect Group di wilayah anda.
Hubungi :   Irene  08175076018  atau email ke: ingeng_88@yahoo.com

Tuesday, July 24, 2012

Sepasang Sepatu



Inilah kisah seorang anak yang mempunyai mentalitas seorang yang besar.....

Seraya Gandhi melangkah ke atas keretapi suatu hari, salah satu sepatunya terjatuh ke atas landasan.
Ia tidak dapat mengambilnya karena kereta sudah mulai bergerak. Gandhi melakukan sesuatu yang membuat  orang-orang di sekitarnya kaget.  Ia dengan tenang menanggalkan sepatunya yang lain dan melemparnya ke atas landasan, berdekatan dengan posisi sepatunya yang satu lagi. 
Saat ditanya mengapa ia melakukan itu, Gandhi tersenyum, “Orang miskin yang menemukan sepatu yang terlempar di atas landasan,” ia menjawab, “akan menemukan sepasang sepatu yang dapat dipakainya.”
-(Dikutip pertama kali dari The Little Brown Book of Anecdotes)-


Seorang yang besar adalah orang yang mempunyai mentalitas yang tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi juga mementingkan kepentingan orang lain. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang berjiwa besar dan layak untuk Tuhan beri kepercayaan lebih di dalam hidupnya.

Filipi 2:4 "dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga."
1 Kor 10:33 "Sama seperti juga aku berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat."

Tuhan Yesus memberkati :)

Wanita Tanpa Kaki merawat 130 Anak Yatim Piatu

Xu Yehua berjalan menggunakan kursi kayu kecil sebagai alat bantu jalan.
Xu Yuehua, seorang wanita tanpa kaki yang mendedikasikan hidupnya untuk merawat sebuah yatim piatu di China, sungguh perkerjaan yang luar biasa. Dulunya Xu Yuehua adalah seorang gadis kecil yang normal seperti teman-temannya. Sampai pada suatu saat, waktu mengumpulkan batubara di rel kereta api. dan sebuah kecelakaan kereta api membuat Xu kehilangan kedua kakinya pada usia 13 tahun. Tidak ada kaki di usia yang sangat muda mungkin bagai dunia telah berakhir bagi Xu yuenhua. Apalagi Xu Yuehua saat itu adalah yatim piatu. Tidak semua orang bisa menghadapi kenyataan hidup ini.

Xu Yehua dengan sabar mengurus anak yatim piatu
Di saat-saat rasa frustasi menyelimutinya, Xu Yuehua segera sadar untuk menjadikan hidup dan tubuhnya berguna untuk sesama selama dia diberi kesempatan hidup di dunia. Ia telah merasakan waktu kecil sebagai yatim piatu dulu, dan dengan mengandalkan dua kursi kayu pendek untuk menyangga tubuhnya dan untuk berjalan, Xu melanjutkan hidupnya dengan tujuan dan semangat yang mulia, yaitu mengasuh dan membesarkan anak-anak yatim piatu .

Di Xiangtan Social Welfare House yang membantunya melalui masa-masa sulit ini, Xu menemukan panggilannya. Saat ini, Xu telah menjalani 37 tahun merawat anak-anak yatim piatu di lembaga kemanusiaan ini. Dengan keterbatasannya, sudah 130 anak yang dibesarkan Xu. Memang tidak mudah untuk berpindah dari ranjang yang satu ke ranjang lain menggunakan bangku pendek. Belum lagi saat harus menyusui, meredakan tangisan bayi yang rewel dan mengajak mereka bermain. Namun wanita yang disebut ‘The Stool Mama’ ini melakukan semua hal dengan sebaik-baiknya.

Dengan melakukan yang terbaik, satu per satu kekhawatiran dalam kehidupan Xu Yuehua seakan dijawab oleh Yang Maha Kuasa. Pada tahun 1987, Xu menikah dengan Lai Ziyuan, seorang petani sayur di panti asuhan yang sama dan melahirkan anak laki-laki, Lai Mingzhi, tiga tahun kemudian. Xu mengaku sangat bahagia dengan hidup dan pengabdiannya.

Dalam benaknya, cacat fisik bukanlah menjadi batasan ataupun halangan seseorang untuk melakukan sesuatu dan berbagi demi mengurusi orang lain. Bahkan dengan kerendahannya hatinya yang sangat tulus, perempuan tersebut mengatakan, dirinya bukanlah orang hebat. Apa yang dilakukannya semata-mata hanya untuk memberikan kasih sayang seorang ibu. Untuk anak-anak yang nasibnya kurang beruntung, karena telah kehilangan orang tua.

Ia telah merasakan kehilangan kedua orangtuanya sejak masih kecil. Mulai saat itulah, dirinya dirawat di Rumah Yatim Piatu Xiantan. Dengan menggunakan kursi kecil untuk menggantikan kedua kakinya tersebut, Xu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Seperti memberi makan, mencuci, mengganti selimut, bahkan kadang membuatkan sepatu untuk 130 anak yatim asuhannya.

Xu Yehua sedang berbicara dengan Sheng Li, anak yatim piatu pertama yang dibesarkan olehnya.

Mengasuh dengan Sepenuh Hati

Seperti dikutip dari Orange.co.uk, Rabu (22/12), Sheng Li, salah seorang anak asuh Xu Yueahua menuturkan, bahwa Xu merupakan pahlawan di mata anak-anak penghuni rumah panti asuhan Xiantan. “Tanpa Ibu Besar (panggilan untuk Xu Yuehua), mungkin saya sudah meninggal sejak lama. Suara kursi kecil yang menjadi tanda datangnya Ibu Besar merupakan suara yang terindah yang pernah saya dengar hingga saat ini,” ungkap Sheng Li.

Meski telah memiliki keluarga sendiri Xu tetap merawat anak-anak di panti asuhan di tempat dirinya dulu dibesarkan.  “Saya bukanlah orang hebat. Saya hanya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan, yaitu memberikan kasih sayang seorang ibu untuk anak-anak malang itu,” ucap Xu merendah. 

Xu Yehua bersama anak asuhnya yang lain.
Sebuah pelajaran yang sangat berharga, bahwa kebahagiaan selalu ada dalam setiap orang yang selalu berpikir positif, berpikir maju dan tidak berkubang dalam penderitaannya. Keberhasilan ada dalam orang yang tidak selalu melihat kekurangan / kelemahan dalam hidupnya, tetapi justru mempergunakan kekurangan tersebut sebagai suatu potensi yang Allah berikan untuk membuat dirinya semakin maju dan dapat memberkati banyak orang.

Dan inilah keseharian Xu Yehua, yang di dalam keterbatasannya ia masih dapat mengerjakan pekerjaan mulia dan tidak menjadikan keterbatasannya sebagai hambatan.







"Jadikanlah hidupmu inspirasi bagi banyak orang... Itulah hidup yang sesungguhnya."
Yesaya 60:1 "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu."
God bless you !!

Sumber: maskolis.blogspot.com

Monday, July 23, 2012

Seikat Bunga di Pemakaman


Seorang turun dari mobil mewah di depan kuburan umum. Ia berjalan menuju pos penjaga. Pria yg ternyata sopir itu berkata :”Pak, tolong temui wanita yang ada di mobil itu, karna tidaklama lagi ia akan meninggal!”.                                                    
Penjaga kuburan segera berjalan di belakangnya.

Seorang wanita lemah, berwajah sedih membuka pintu mobilnya, berusaha tersenyum kepada penjaga itu dan berkata,
“Saya Ny. Steven yang selama ini mengirim uang agar anda dapat membeli seikat bunga dan menaruhnya di atas makam anak saya.
Saya datang untuk berterima kasih atas kesediaan dan kebaikan anda.”

“Oh, Jadi Nyonya yang mengirim uang itu? Sebelumnya saya minta maaf, uang itu selalu saya belikan bunga tapi saya tidak pernah menaruh bunga itu di pusara anak Nyonya.”
Jawab pria itu.

“Apa?” Tanya wanita itu dengan gusar.

“Ya, karena org mati tidak akan pernah melihat keindahan bunga.
Karenanya saya berikan kepada mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin yang saya jumpai, mereka yang sedang bersedih.
Orang hiduplah yang dapat menikmati keindahan dan keharuman bung-bunga itu, Nyonya” Jawab pria itu.

Wanita itu terdiam, kemudian ia & sopirnya pun pergi.
Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos penjaga kuburan.

“Selamat pagi, apakah masih ingat saya? Saya Ny. Steven.
Saya datang untuk berterima kasih atas nasehat yang anda berikan dulu. Anda benar, bahwa memperhatikan dan membahagiakan yang masih hidup jauh lebih berguna daripada meratapi yang sudah meninggal.
Ketika saya langsung mengantarkan bunga-bunga itu ke rumah sakit atau panti jompo, bunga-bunga itu tidak hanya membuat mereka bahagia, tapi saya turut bahagia.
Sampai saat ini dokter tidak tahu mengapa saya bisa sembuh, tapi saya benar-benar yakin bahwa sukacita adalah obat yang memulihkan saya!”

Saudara, Jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena akan membuat kita terperangkap di kubangan kesedihan. Dengan menolong orang lain kita sedang menolong diri kita sendiri..lakukan yg terbaik bagi sesama, lakukan yang terbaik seperti engkau melakukannya untuk dirimu sendiri.

Tuhan Yesus memberkati !! :)

Tuesday, July 10, 2012

Semangkuk Nasi Putih


Cerita ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi di negri Tiongkok. Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir didepan sebuah rumah makan  cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu direstoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk kedalam restoran tersebut.
Kemudian pemuda itu berkata: “Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih.”
dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan.
Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.
Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar lalu berkata dengan pelan: “dapatkah menyiram sedikit kuah sayur diatas nasi saya.”
Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum:”Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !”
Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir:” kuah sayur gratis.”
Lalu memesan semangkuk lagi nasi putih.
” Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.”
Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini.
“Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa kesekolah sebagai makan siang saya !”
Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang kekota, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti.
Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini.
Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan dibawah nasi?
Suaminya kemudian membisik kepadanya :”Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk dinasinya dia tentu akan merasa bahwa
kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia ketempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah.”
“Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.”
“Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?”
Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.
“Terima kasih, saya sudah selesai makan.”
Pemuda ini pamit kepada mereka.
Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.
“Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat !”
katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi.
Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari.
Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi.
Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan diluar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.
Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid.
“Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan.”
“Siapakah direktur diperusahaan kamu ?, mengapa begitu baik terhadap kami? saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !” Sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.
“Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.”
Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses.
Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.
Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka:”bersemangat ya ! dikemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !”
Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukanCerita ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi di negri Tiongkok. Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir didepan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu direstoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk kedalam restoran tersebut.
Kemudian pemuda itu berkata:”Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih.”
dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan.
Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.
Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar lalu berkata dengan pelan:”dapatkah menyiram sedikit kuah sayur diatas nasi saya.”
Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum:”Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !”
Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir:” kuah sayur gratis.”
Lalu memesan semangkuk lagi nasi putih.
” Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.”
Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini.
“Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa kesekolah sebagai makan siang saya !”
Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang kekota, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti.
Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda
ini.
Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan dibawah nasi?
Suaminya kemudian membisik kepadanya :”Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk dinasinya dia tentu akan merasa bahwa
kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia ketempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah.”
“Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.”
“Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?”
Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain. “Terima kasih, saya sudah selesai makan.”
Pemuda ini pamit kepada mereka.
Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.
“Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat !”
katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi.
Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari.
Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi.
Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan diluar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.
Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid.
“Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan.”
“Siapakah direktur diperusahaan kamu ?, mengapa begitu baik terhadap kami? saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !” Sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.
“Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.”
Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses.
Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.
Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka: “bersemangat ya ! dikemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !”
Kemurahan Hati merupakan suatu hal yang selalu mendatangkan kebaikan. Karena itu jangan pernah bosan berbuat kebaikan, kemurahan, kasih karena itu akan berbuah dan membuat segala sesuatunya indah pada waktunya

Thursday, July 5, 2012

Bekerja adalah Melayani - Kisah George Charles Boldt


Hotel Waldorf - Astoria USA
Suatu malam ada seorang pria tua dengan istrinya masuk sebuah lobi hotel kecil di Philadelphia.

“Semua hotel besar di kota ini telah terisi, bisakah kau beri kami satu kamar saja?” kata pria tua itu. Pegawai hotel menjawab “Semua kamar telah penuh karena ada 3 event besar yang bersamaan diadakan di kota ini, tapi sepertinya saya tidak dapat membiarkan pasangan yang baik seperti Anda untuk kehujanan di luar sana pada jam satu dini hari seperti ini. Bersediakah anda berdua tidur di kamar saya..?”

Keesokan harinya pada saat membayar tagihan, pria tua itu berkata pada si pegawai hotel “Kamulah orang yang seharusnya jadi bos sebuah hotel terbaik di USA, karena kamu melakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau melayani, mungkin suatu hari saya bangun sebuah hotel untukmu”. Pegawai hotel itu hanya tersenyum melupakan kata-kata pria tua itu, karena dia pikir dirinya hanya seorang pegawai biasa.
Kira-kira dua tahun kemudian, dia menerima surat yang berisi tiket ke New York permintaan agar dia menjad tamu pasangan tua tersebut.

Setelah berada di New York, pria tua tersebut mengajak pegawai hotel itu ke sudut jalan antara Fifth Avenue Thirty-Fourth Street, dimana dia tunjuk sebuah bangunan baru yang luar biasa megah dan katakan “Itulah hotel yang saya bangun untuk kamu kelola”.
Pegawai hotel itu adalah George Charles Boldt, yang terima tawaran William Waldorf Astor, si pria tua itu untuk menjadi pimpinan dari Hotel Waldorf-Astoria, yg merupakan hotel terbaik di dunia.

Ternyata sikap dalam bekerja sangat menentukan keberhasilan. Bila bekerja hanya untuk mencari uang semata, maka karierhasil yang diperoleh akan biasa saja. Namun jika bekerja dengan hati yang mau melayani orang lain, dengan motivasi bahwa lewat pekerjaan harus memberi dampak dan menjadi berkat orang lain, maka akan memperoleh hasil yang luar biasa !

 Inilah William Waldorf Astor, Pria tua yang menginap itu...

Dan inilah George Charles Boldt, Pegawai hotel yang berjiwa melayani..

Semoga kisah ini menginspirasi kita agar kita mau untuk selalu melayani dimanapun kita berada, baik di tempat kerja, keluarga, teman-teman, gereja, dll. Seperti firman Tuhan berkata:
Lukas 22:26 - "Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan" 

Tuhan Yesus memberkati  :) 

Sunday, July 1, 2012

Malaikat Kecilku Telah Menyelesaikan Tugasnya



Pengantar Redaksi: Dalam terbitan /Warta RC  dimuat suatu ucapan belasungkawa atas berpulangnya Olivia Laurencia, 10 tahun, keponakan dari Jelly Lim, anggota Dewan Paroki Regina Caeli. Banyak Warga RC yang menyempatkan diri melayat di rumah duka ikut menitikkan air mata tapi sekaligus diteguhkan iman mereka mendengar kisah hidup Olivia yang berjuang melawan penyakitnya sejak usia satu setengah tahun. Berikut adalah kesaksian yang ditulis oleh salah seorang kerabatnya. Semoga kesaksian ini membawa kita pada permenungan yang mendalam tentang makna hidup kita masing-masing.

Tiga Juli 1999, tangis bayi memecah kesunyian. Sang bayi mungil lahir ke dunia membawa kebahagiaan bagi pasangan Jimmy dan Aiwan. Kulit putih kemerah-merahan, mata yang sungguh indah, bahkan ia memiliki bobot tubuh yang cukup besar dibandingkan ukuran normal bayi yang baru lahir. Semua orang yang melihat memuji sang bayi cantik yang kemudian diberi nama Olivia Laurencia dengan nama kecil Ping Ping ini. Yah, ini adalah mahakarya yang sungguh indah dari Tuhan bagi keluarga muda itu.

Sang bayi mungil tumbuh cepat dan makin cantik dari waktu ke waktu. Babak baru kehidupannya dimulai ketika umur satu setengah tahun. Saat anggota keluarga yang lain melihat adanya kelainan penglihatan pada Oliv kecil, segera mereka memeriksakannya ke dokter. Bagaikan disambar petir mereka harus menerima kenyataan bahwa Olivia divonis menderita kanker mata, atau istilah kedokterannya penyakit /Retina Blastoma/. “Biasanya untuk penyakit begini umurnya paling sekitar 2 tahun lagi,” demikian kata sang dokter yang terus terngiang-ngiang di ingatan orangtuanya.

Bergelut dengan Pengobatan

Berbagai pengobatan mulai dijalani, bahkan pengobatan sampai ke luar negeri. Dokter menyarankan agar bola mata kiri yang terkena kanker segera diangkat. Namun sang papa bersikeras untuk tidak mengambil jalan itu. “Dia seorang anak gadis, bagaimana dia menghadapi hidupnya kelak dengan mata palsunya. Jalan ini juga tidak bisa menjamin 100% sel kanker itu hilang begitu saja. Mata dia sungguh indah, semua orang juga mengakuinya,” berontak sang papa. Akhirnya dipakailah cara /kemotherapy/ untuk mematikan sel-sel kanker yang telah tumbuh itu. Saat sang putri kesayangan teriak menahan sakit yang dideritanya, sang papa tidak kuat menerima kenyataan itu bahkan ia membenturkan kepalanya sendiri ke dinding.

Menurut pengakuannya meski sudah dibaptis dan menjadi pengikut Kristus, Jimmy dan Aiwan belum menjadi pengikut Kristus yang sesungguhnya. Untuk pergi ke gereja pun kadang masih agak ogah-ogahan. Tepatnya hanya menjadi umat yang biasa-biasa saja. Dalam mimpinya suatu malam Jimmy didatangi oleh malaikat yang membawa sebuah maklumat berisi hanya satu kata ‘BAPTIS’. Setelah menceritakan kepada saudaranya, saudaranya itu memberikan masukan “baptis berarti kamu mesti bertobat!”. Sambil tetap menjalani pengobatan, kondisi Olivia mengantar papa dan mamanya lebih rajin dalam berdoa dan mengikuti persekutuan. Mereka lebih berpasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Mereka bertumbuh dalam iman di tengah penyakit yang diderita Olivia.

Di sela-sela kesibukan mengurusi pengobatan Olivia, Allah mendatangkan penghibur di keluarga ini. Seorang anak pemberian Tuhan hadir di tengah mereka. Sang adik kecil itu kemudian diberi nama Yohanes Natanael. Setidaknya ini adalah suatu penghiburan di tengah kesedihan mereka.

Olivia sempat menjalani dua kali /kemotherapy /yang membuat kondisi fisiknya /drop./ Saat ia /drop/ dan trombosit dalam tubuhnya turun, sang papa dan pamannya dengan kondisi was-was musti siap mengantri sepanjang hari untuk mendapatkan bantuan darah di PMI. Demikian sepanjang hidupnya Olivia menjalani pengobatan. Biasanya setelah /therapy/ ia mengalami kerontokan rambut hingga botak sama sekali. Dengan fisik yang demikian Olivia tidak pernah merasa rendah diri. Ia tetap menjadi anak yang periang. Bahkan di sekolah ia termasuk salah satu murid yang memiliki prestasi yang cemerlang. Seluruh keluarga besar sangat menyayangi dan memberi perhatian penuh kepadanya. Saat ilmu kedokteran sudah angkat tangan dan hanya memberikan harapan kosong atas kesembuhannya, seluruh keluarga tidak berputus asa. Berbagai pengobatan alternatif dijalani. Pantangan-pantangan makanan selalu dituruti oleh gadis kecil ini. Obat-obatan dari berbagai bentuk dan rasa yang sungguh merusak indra pengecapan juga dilahap dengan pasrah.
Membawa kepada Kristus

Dalam kondisi demikian, Oliv kecil sungguh bergantung pada Tuhan Yesus. Setiap pagi saat jam dinding baru menunjukkan pukul 04.00, bagai jam weker Olivia membangunkan orangtuanya untuk mengajak doa pagi. Ketika melihat papanya bersedih hati, Olivia selalu berujar  Dengan polosnya Olivia berujar dan mengajarkan papanya “Dalam masalah apa pun kita harus selalu tersenyum.  Imannya kepada Yesus itu membuat ia boleh dibilang tak pernah mengeluh soal penyakit yang dideritanya. Ia bahkan tak pernah menangis karena penyakit itu.

Iman Olivia ini menghantarkan sang kakek, nenek, om, tante yang belum mengenal Kristus menjadi orang-orang percaya. Ketegaran Olivia membuat mereka semua merasakan bahwa Yesus sungguh ada bersama Olivia. Hal itu pula yang kemudian mendorong keluarga besarnya semakin berpasrah pada Yesus. Bahkan mereka kemudian terjun aktif dalam kegiatan rohani di lingkungannya. Sungguh inilah karya besar yang ditinggalkannya.

Bulan-bulan terakhir menjelang ajalnya ia menunjukkan kasihnya yang luar biasa kepada keluarganya, terutama kepada adik kecilnya. Ia berujar kepada sang mama  “Kan Oliv mau jadi peri yang baik hati”. Natal dan malam Tahun Baru 31 Desember 2008, meskipun menahan sakit kepala yang belakangan selalu menyerangnya, ia berusaha tetap ceria. Saat acara tukar kado bersama jemaat Gereja, ia juga masih selalu bercanda dengan semua orang. Beberapa hari kemudian, 4 Januari 2009, saat sakit kepala yang semakin parah dan disertai dengan muntah-muntah, keluarga memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Semakin lama kondisi fisiknya semakin parah. Tubuhnya bahkan sudah sulit untuk menerima asupan makanan. Hal yang ditakutkan pun terjadi. Hasil MRI menunjukkan sel kanker yang sudah membutakan mata kirinya telah menjalar sampai ke otak bahkan ke seluruh tubuhnya.

“Terimakasih Tuhan Yesus”

Setiap hari ia hanya bisa terbaring lemas dan tertidur. Saat ia terbangun, kesakitan yang sungguh luar biasa dialaminya. Ia hanya bisa berteriak,  “Aduh sakit, sakit sekali Tuhan…”.  Sang mama yang tidak kuat melihat penderitaan putrinya mengatakan, “Kalau sakit sekali, menangis saja Oliv,” tapi anak ini sungguh kuat. Dia tidak pernah mau menangisi kesakitannya. Orang tuanya kembali dikuatkan dan diajarkan untuk tetap tegar dalam segala masalah, walaupun itu tidak mengenakkan. Kesakitannya semakin memuncak, bahkan obat penahan sakit yang diberikan dokter sudah tidak bisa menghilangkan rasa sakit itu. Dua malam menjelang ajalnya, Oliv yang bulan Juli mendatang genap berumur 10 tahun berdoa penuh iman. “Terima kasih Tuhan atas kasih karuniaMu, Oliv percaya Oliv sudah sembuh, Oliv sudah dipulihkan. Tidak ada satu penyakit apa pun di badan Oliv, dari ujung rambut sampai ujung kaki Oliv, karena sudah Engkau tebus di kayu salib. Tuhan berkati Oliv, Tuhan ampuni semua dosa Oliv, terima kasih Tuhan, Haleluya, Amin…”  Sebuah doa yang sungguh indah dan penuh makna. Doa seorang anak yang sungguh mencintai dan mengimani Yesus.
Saat malam terakhir ia bahkan sempat meminta sang papa yang memang sangat dekat dengannya untuk memeluk, menurunkannya dari ranjang pasien dan memangkunya. Dia meminta kepada semua orang dan keluarga yang mengunjunginya untuk senantiasa berdoa dan mendoakannya sepanjang malam itu. 

Detik-detik maut semakin mendekatinya. Dalam kesakitan yang sudah tidak tertahan, kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya  “Sakit sekali ya Tuhan, Oliv sudah tidak tahan lagi…”  kemudian kepalanya jatuh terkulai sambil berucap  “Trima kasih Tuhan Yesus” . Kemudian ia sudah tidak sadarkan diri, tubuhnya mulai kejang-kejang. Saat sang papa membisikkan ke telinganya “Papa merelakan Oliv pergi, karena papa percaya di surga penuh damai sejahtera dari pada di dunia dengan menanggung penderitaan. Saat Oliv bertemu dengan Yesus dan Yesus ingin memegang tangan Oliv, segeralah sambut tangan-Nya. Selamat jalan Oliv kami semua merelakan Oliv.” Dalam kondisi yang sudah ‘koma’ Olivia meneteskan airmata.

Sesaat setelah itu, bergantian istri pendeta memegang tangan Oliv sambil membisikkan di telinganya, “Kalau Oliv sudah bertemu Tuhan Yesus, Oliv genggam kencang tangan tante yah..” Dalam keadaan ‘koma’ itu ia benar benar menggenggam tangan itu dan tak lama kemudian Oliv kecil pun pergi untuk selamanya dengan perlahan, tenang dan damai. Dua belas Januari 2009, pukul 15.45.

Tugasnya sudah selesai

Kedua orang tuanya tentu sedih dengan kepergiannya. Tapi mereka mengimani bahwa Olivia sudah bahagia di surga selamanya. Mereka berusaha menahan tetesan airmata dan merelakan kepergiannya. Mereka berusaha meneladani apa yang selalu dikatakan Olivia selama hidupnya, bahwa “Segala sesuatu ada waktunya; selalu tersenyumlah dalam segala hal; tetap kuat dan tegar dalam pergumulan; berserah dirilah kepada Tuhan Yesus, karena Dia akan memberikan jalan terbaik dan selalu mengasihi kita”.

Jasadnya sudah terbaring kaku, tapi ia terlihat seperti hanya tertidur. Semua pelayat yang melihat, memuji Olivia bagaikan peri kecil cantik yang tertidur pulas. Wajah dan kulitnya putih bersih. Bibir kecilnya menyunggingkan senyum kecil bahagia. Salah satu mata yang tadinya agak cekung karena sel kanker sudah menggerogoti dan membutakan mata kirinya bahkan terlihat normal kembali. Ia benar-benar seperti tertidur. Semua mengimani, saat ajal menjemputnya Tuhan terlebih dahulu memulihkan fisiknya. Keluarga besarnya juga mengimani bahwa Olivia adalah penolong yang diberikan Tuhan di tengah-tengah keluarga mereka. Melalui sakit yang dideritanya satu persatu anggota keluarga besarnya bertobat dan menerima Kristus. Tugas malaikat kecil ini sudah selesai, maka ia kembali dipanggil Bapa ke surga.

Bahkan saat pemakamannya, di tengah-tengah cuaca yang sepanjang hari dipenuhi hujan deras, ketika kebaktian pamakaman dimulai, dan ketika sang pemimpin Ibadat menyerukan “Semoga prosesi pemakaman ini diliputi dengan cuaca cerah… Tuhan, walaupun kami tidak dapat melihat dengan mata kami tapi kami yakin Tuhan hadir di tempat ini,” detik itu juga, gemuruh guntur berbunyi seakan langit menjawab. Dan hujan yang sepanjang hari menyelimuti bumi, seketika berhenti. Semua yang menghantar ke pemakaman ini dengan tertegun berujar dalam hati, “Sungguh ia benar-benar dikasihi Tuhan”.

Segalanya berjalan lancar, kepergian sang malaikat kecil bahkan didoakan dan dihantar oleh beratus-ratus pelayat. Walaupun Olivia sudah tidak ada di dunia, tapi karyanya dalam dunia sungguh selalu akan dikenang. Karena bukan diukur dari berapa lama kita tinggal di dunia, tetapi seberapa berartinya hidup yang kita jalani.
Selamat jalan Olivia, doa kami menyertaimu selalu. Dan kami percaya, engkau juga senantiasa mendoakan kami dari sana.

Sumber : sumbercerita.com
 

Blog Template by YummyLolly.com - Sponsored by Free Web Space