Saya tidak datang dari keluarga kristen. Saya tidak mengenal
Alkitab, tidak mengenal Tuhan Yesus, tidak mendapat pelajaran tentang surga dan
neraka. Keluarga saya adalah keluarga yang beragama Budha tapi tidak beragama.
Ngerti nggak saudara? Nggak ngerti? Banyak lho orang Kristen kaya gitu,
beragama Kristen tapi tidak beragama Kristen. Yang didalam maksudnya saudara.
Saya punya masa kecil yang cukup baik. Saya hidup tanpa seorang ibu. Sampai
waktu kelas 3 SMP saya dikeluarkan dari sekolah, saya sekolah di SMP 3 di
Ancol, Jakarta. Dikeluarkan dari sekolah, saya pindah ke Australia, lalu masuk
lagi ke SMP 3, 3 bulan kemudian keluar lagi, terus menerus seperti itu saudara,
di SMP 3 saya nggak naik-naik, nggak lulus-lulus. Balik ke Jakarta papa sangat
marah gara-gara sekolah saya ga kelar-kelar padahal sudah habis duit banyak.
Lalu saya disuruh kuliah di Australia, saya cuma 2 minggu kuliah, hanya orang
Indonesia aja lho yang bisa kuliah tanpa ijazah SMP 3, saya bilang, kalo bukan
orang indonesia, ga akan bisa seperti itu. Saya tidak dikeluarkan saudara, tapi
saya mengeluarkan diri, saya sangat nakal. Singkat cerita, di Australia saya
jatuh dalam pergaulan yang sangat buruk, dimana saya pernah ikut geng, menjadi
pecandu narkoba cukup berat, dan melakukan hal-hal yang kurang baik. Hidup saya
di Australia begitu hancur, hari demi hari yang saya lakukan hanya berantem,
pake narkoba, dalam seminggu saya bisa nggak tidur, karna memang nggak bisa
saudara, sampai harus diseret dipaksa mandi, dipaksa makan, tidur, hidup saya
begitu hancur dan kacau. Papa mendapat kabar bahwa saya hancur. Dia telpon
saya, tanya saya gimana disana, dan saya bilang saya nggak papa, saya baik-baik
saja. Dua minggu kemudian papa saya datang. Dan pada saat itu sedang tidur, dia
tabok-tabokin saya supaya saya bangun. Saya kira saya sedang bermimpi. Ternyata
saya nggak mimpi, saya lihat papa saya yang kagetnya luar biasa, dimana rumah
dia jadi base camp, ada narkoba dan cewe dimana-mana. Papa saya begitu marah
dan kecewa, saudara bisa bayangkan, dia buang semua narkoba dan usir dengan
halus teman-teman saya. Saya lihat matanya, saya ajak dia ngomong, tapi dia
nggak mau ngomong, dia terlihat mau nangis, tapi nggak bisa nangis. Dia begitu
hancur, kecewa. Saya disuruh pulang ke Jakarta. Tadinya saya nggak mau pulang,
tapi puji Tuhan saya pulang, temen saya banyak yang kacau. Ada yang masuk
penjara, ada yang dideportasi, hancur semua. Di Jakarta hidup saya nggak
bertambah baik. Saya tidak punya tujuan hidup, bingung mau ngapain. Mau kerja
nggak bisa kerja, mau sekolah nggak bisa sekolah, bingung. Jujur hidup ini
untuk apa.
Dari kecil saya suka menghayal apa yang akan terjadi ketika saya mati. Dari
kecil saya nggak punya dasar agama. Saya Cuma jalanin dan menikmati hidup ini,
saya merasa hampa banget. Karena saya dasarnya dari Budha, di ajaran Budha,
kalau baik, katnya manusia mati jadi manusia lagi, kalo jahat jadi binatang.
Saya ketemu anjing dan saya ajakin dia ngomong : “Kamu dulu manusia?”.
Jawabannya, “Guk..guk..guk”.
Jangan-jangan dia mau ngomong bahasa Inggris tapi nggak bisa. Saya pikir-pikir
kayaknya nggak masuk akal. Saya benar-benar dibuat bingung.Hidup saya tanpa
tujuan. Hidup ini buat apa?
Saya juga pernah nanya ke nenek saya: “Nek, hidup ini buat apa?”.
Dia bilang, “Buat cari duit, jadi kaya, buat anak cucu,”.
Saya tanya lagi, “Cari duit, cari rumah, cari mobil, tapi mati nggak dibawa,
kemana duitnya?”.
“ Ya buat cucu-cucu” jawabnya.
“ Iya bener duitnya buat cucu-cucu, tapi kita nya kemana” Dia diem aja.
Kalau hidup gitu ngapain.
Tahu kupu-kupu? Tahu artinya kupu-kupu? Dahsyat...
Singkat cerita, hidup saya begitu hancur, bingung. Hari demi hari saya di
diskotik. Bahkan bisa 4 hari saya di diskotik, nggak pulang, karna di Jakarta ada
diskotik yang nggak tutup-tutup, pakai narkoba, ineks, segala macam. Tapi ada
suatu titik dimana papa ajak saya ngobrol, dia tanya kenapa saya begitu kacau
dan hancur,
Saya cuma jawab, “Nggak tau”.
Tapi tiba-tiba dia nanya satu pertanyaan yang bikin saya bingungt, “Kamu mau
nggak bertemu ibu kamu?”.
Saya begitu kaget karena sejak kecil saya nggak pernah ketemu ibu saya, dari
umur 3 tahun sampai umur 16 rahun. Dan akhirnya saya pergi ke Inggris. Dan
ketika pertama ketemu, saya peluk cium dia – kayak di film-film. Dia nangis
nglihat saya , dari kecil nggak liat anak tiba-tiba gede.Saya pindah ke
Inggris, tapi di Inggris hidup saya tidak bertambah baik – Cuma satu bulan di
Inggris - karena ternyata ibu saya pecandu narkoba juga. Bahkan kita pernah
pake narkoba bareng. Saya bukannya bertobat, tapi malah tambah kacau. Ibu saya
pake narkoba bukan semacam ganja, tapi lebih berat lagi. Heroin. Semuanya
dipakai. Kita juga sempat ditangkap polisi, dimasukin sel, masuk penjara bareng
ibu saya. Hidup saya hari demi hari tambah hancur.
Saya kembali ke Jakarta. Hidup saya hari demi hari tambah hancur, akhirnya tiba
di suatu titik dimana saya ketemu Steve Emmanuel, seorang artis juga (yang saya
critain tadi sebelum saya jadi artis, jauh) saya sudah mulai belajar syuting,
tapi masih jauh.Dapat duit buat mabok.
Dia tanya, “Apa mau dikenalin sama kakak saya?”
Dan saya dikenalin sama Nafa di diskotik. Waktu itu saya dalam keadaan mabuk,
dia juga dalam keadaan make, dan saya ketemu sama dia. Dikenalin, dan saya
mulai pdkt sama dia. Singkat cerita, ketika saya bertemu dengan Nafa, Nafa saat
itu dalam keadaan belum lama putus. Tadinya dia seorang muslim yang taat, nggak
kenal diskotik, nggak kenal rokok, mabuk, dan pada saat ketemu saya, dia sudah
dalam keadaan jatuh. Saya mulai dekat dengan dia, saya mulai datang ke rumah
dia, dan tiba-tiba saya nanya dia, saya juga bingung kenapa saya bisa nanya
seperti itu.
Saya nanya, “Nafa, agama kamu apa?”,
dan dia bilang ini sambil bengong, “Agama saya kristen.”
Banyak orang mengira Nafa Kristen karena saya. Padahal saya dari kecil tidak
punya agama.
Oke saya bilang, saya ikut kristen, nanti kalau dikenalin sama mamanya kan
gampang. Itu kira-kira hari rabu atau kamis, singkat cerita sampai hari minggu.
Saya bilang orang kristen kalo hari minggu ke gereja. Kita ke gereja di JFCC,
GBI di Senayan. Pendetanya bule, wajah bule tapi fasih banget ngomong
Indonesia, saya sampai bengong.
Setelah berkhotbah,ada altar call saya bingung karena dia liat-liat saya dan
dia bilang :
“Yang mau terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, silahkan maju.”
Saya nanya teman saya, Kristen, “Apa saya harus terima Yesus?”
Dan dia bilang, “Ya, kamu harus terima Yesus.”
Dan saya maju ke depan. Banyak orang yang menerma Yesus hari itu saudara.
Yang pertama, saya didoakan, “Aku mengenal engkau.”
Saya bingung saudara, padahal saya baru kenal dia saat itu, dan dia bilang, “Kamu
telah membuat keputusan yang tepat. Yang harus kamu lakukan adalah kamu harus
percaya dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.”
Dia bilang yang harus kamu lakukan adalah percaya dan mengakui bahwa Yesus
adalah Tuhan.
Oke saya bilang: "Yesus, mulai saat ini Kamu adalah Tuhan dan Juru Selamat
saya"
Dan waktu ngomong itu saya berfikir gampang juga, belagu-belagu juga dulu aku
nggak punya Tuhan, sekarang sekali-kali aku punya Tuhan dong.Pikir saya. Yesus
mulai hari ini Engkau adalah Tuhan saya.
Hidup saya memang tidak langsung berubah, tapi ada suatu kekuatan yang terus menarik
saya. Ketika saya bertekad mengakui bahwa Yesus itu adalah Tuhan, saya mulai
tertarik dengan Alkitab, saya nggak baca Perjanjian Lama, bosen saudara, saya
mulai baca Perjanjian Baru dan saya mulai mendapati bahwa dalam dalam Alkitab,
Yesus mengatakan bahwa Dialah jalan kebenaran dan hidup. Dan saya mulai
mengatakan bahwa tidak ada jalan masuk ke surga kecuali melalui Yesus, dan saya
mulai mendapati hal-hal yang wow, ini dasyat banget. Dan saya mulai ke gereja
dan saya mulai diajari bahwa kita harus bangun hubungan dengan Tuhan. Saya
pulang, dan berdoa, saya benar-benar bangun hubungan saudara, saya benar-benar
berdoa, benar-benar yakin, sampai sekarang saya menganggap bahwa Yesus itu
benar-benar ada dihadapan saya.
Saya ajak ngobrol, “Halo Yesus, apa kabar?”
Saya benar-benar bangun hubungan pribadi saya dengan Tuhan. Saya ambil gitar,
saya belajar lagu rohani,
Ku Mau Cinta
Yesus, itu saudara yang pertama saya pelajari dan tiba-tiba saya mulai
dijamah Tuhan begitu luar biasa. Ketika saya mulai mencari Dia, Dia genggam
saya begitu luar biasa. Saya mulai mengalami hal-hal yang seumur hidup saya
nggak pernah alami.
Saya pernah mengalami, suatu saat saya sedang menyembah dalam Tuhan di kamar
saya, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan saya benar-benar kaget, saya buka mata,
saya rasain angin dan saya nggak suka lagi berdoa ada orang, dan saya buka
mata, pintu kamar itu tertutup dan saya periksa kunci, ternyata sudah saya
kunci dan saya mulai menyembah dan berdoa lagi, dan tiba-tiba pintu kamar saya
terbuka lagi dan saya pikir karena udah saya kunci, saya tutup mata lagi, dan
tiba-tiba disitu, di pintu itu ada suatu sinar yang terang banget saudara,
sangat berkilauan, saya tersungkur dan saya nangis, saya mulai ngerasain damai
yang begitu kuat, mulai ngerasain cinta kasih Tuhan yang begitu dekat banget,
atmosfir, dan saya nagis dahsyat banget, dan tiba-tiba disitu berdiri Seorang
yang tidak bisa saya lihat wajahNya , begitu silau, saya hanya jatuh dan saya
nangis dan nangis saudara. Ketika saya mencari Yesus saya mulai mendapati
hal-hal yang seumur hidup tidak pernah saya alami. Saya selalu berpikir bahwa
Tuhan adalah Tuhan dan manusia adalah manusia, nggak akan nyambung. Tapi waktu
saya bertemu Yesus saya mulai tahu bahwa kita bisa bangun hubungan pribadi
dengan Yesus. Saya mulai tahu bahwa kita bisa bicara dengan Tuhan, wow dahsyat
banget! Pada saat itu saya belum bertobat, tapi saya bangun adalah hubungan.
Saya selalu ajari orang jangan membatasi diri dengan peraturan tentang hubungan
pribadi kita dengan Tuhan. Kalau saudara nggak pernah punya hubungan pribadi
dengan Tuhan, jangan sebut diri saudara kristen, saudara hanya beragama saja.
Jangan hanya jadi orang beragamawi saja. Yesus datang tidak membawa agama.
Yesus datang membawa hubungan sama Tuhan. Dan saya mulai bilang kepada Yesus
bahwa saya mau lepas dari narkoba, alkohol, sex bebas. Jujur, pada saat itu
saya tidak munafik bahwa saya berzinah dengan dia. Saya mau bertobat, kalo
Yesus bukan Tuhan tidak mungkin saya bisa lepas dari narkoba, sex bebas,
alkohol, rokok. Dia Memberi Kekuatan. Lagu-lagu profetik dahsyat banget
lagu-lagunya saudara, benar-benar memberi kekuatan. Saya yang tadinya tinggal
satu rumah dengan Nafa,
Saya bilang: “Nafa, saya mau pulang, balik lagi ke rumah orang tua, saya nggak
mau sex bebas, saya tau Tuhan nggak suka.”
Sampai saya bikin tatoo, setengah jalan. Gara-gara teman saya orang Kristen
boleh kog bikin tatoo. Oke, kita bikin tatoo. Waktu itu saya bikin di Jakarta.
Tiba-tiba saya liat didalam spirit saya, dalam roh , saya melihat bahwa Tuhan
membuang muka. Tiba-tiba di dalam hati saya merasa ada yang ‘greg’ ilang , “ooo
kaget” Yesus nggak suka. Padahal, ada evangelist contemporer udah memimpin
sampai ke seluruh dunia, masih bikin tatoo karena memang gayanya gitu. Tapi itu
adalah urusan dia, hubungan pribadi dengan Tuhan saya nggak mau sampe jadi
orang yang hanya agamawi. Tapi saya pribadi, Tuhan nggak mau saya bertatoo,
maka tatoonya berhenti di tengah jalan. Dan akhirnya Yesus membebaskan saya
sampai hari ini. Saya bisa kemana-mana, saya bisa dikirim kemana Tuhan mau bawa
saya. “Oh, besok aku ke gereja. Kayaknya aku mau bersaksi.” Benar ternyata
saudara, Tuhan sangat baik saudara, Tuhan begitu luar biasa, dan saya mau
bilang, siapapun saudara, selama saudara masih berdosa, masih berzina, masih
pake narkoba, selama saudara menjalani suatu agama sebatas suatu agama, saudara
tidak akan masuk surga, karena Yesus tidak datang membawa agama tapi membawa
kehidupan. Yesus membawa hubungan pribadi. Amin. Kalau saudara benar-benar
terima Tuhan, saya yakin saudara akan alami hal-hal supranatural, wow dahsyat!
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan"