Pages

Thursday, June 28, 2012

Kesaksian Hidup Ari Wibowo

Siapa yang tidak tahu Ari Wibowo? seorang Aktor Indonesia yang sangat terkenal. Kisah hidup Ari Wibowo ternyata tidak seindah prestasi karirnya di dunia perfilman. Banyak masalah, kejatuhan, dan kehampaan hidup yang ia dapati di tengah gemerlap kesuksesannya sebagai seorang aktor.

Berikut adalah kesaksian hidupnya. Bagaimana akhirnya seorang Ari Wibowo menemukan Yesus Kristus di tengah kekosongan hidupnya dan menerima Yesus sebagai JURUSLAMAT hidupnya!

 (Video ini diambil ketika ia sedang memberi kesaksian di City Harvest Church, Singapura)

Mengapa Mommy tidak pernah kembali? (Kisah Nyata)



Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang.

Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica.

Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya  tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia berkata, “Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!”
Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, “Tunggu…, sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?”

“Nama saya Elic, Tante.”

“Eric? Eric… Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?”

Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu.

Ya, saya harus mati…, mati…, mati… Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric…

Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” tTpi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. ..

Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric..Eric…

Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali… Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. ..

Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu… Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.

“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk!

Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini ntukmu…”

Saya pun membaca tulisan di kertas itu…

“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”
Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia.. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana … Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .

Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.

Kisah ini adalah kisah nyata yang terjadi di Irlandia Utara. Jangan pernah gegabah dalam mengambil suatu keputusan, karena penyesalan itu selalu datang terlambat. Bahkan terkadang tidak ada waktu lagi untuk memperbaikinya.

God bless You!!

Sumber: ceritakristen.org

Wednesday, June 27, 2012

Kesaksian hidup Zack Lee (suami Nafa Urbach)



Saya tidak datang dari keluarga kristen. Saya tidak mengenal Alkitab, tidak mengenal Tuhan Yesus, tidak mendapat pelajaran tentang surga dan neraka. Keluarga saya adalah keluarga yang beragama Budha tapi tidak beragama. Ngerti nggak saudara? Nggak ngerti? Banyak lho orang Kristen kaya gitu, beragama Kristen tapi tidak beragama Kristen. Yang didalam maksudnya saudara.

Saya punya masa kecil yang cukup baik. Saya hidup tanpa seorang ibu. Sampai waktu kelas 3 SMP saya dikeluarkan dari sekolah, saya sekolah di SMP 3 di Ancol, Jakarta. Dikeluarkan dari sekolah, saya pindah ke Australia, lalu masuk lagi ke SMP 3, 3 bulan kemudian keluar lagi, terus menerus seperti itu saudara, di SMP 3 saya nggak naik-naik, nggak lulus-lulus. Balik ke Jakarta papa sangat marah gara-gara sekolah saya ga kelar-kelar padahal sudah habis duit banyak. Lalu saya disuruh kuliah di Australia, saya cuma 2 minggu kuliah, hanya orang Indonesia aja lho yang bisa kuliah tanpa ijazah SMP 3, saya bilang, kalo bukan orang indonesia, ga akan bisa seperti itu. Saya tidak dikeluarkan saudara, tapi saya mengeluarkan diri, saya sangat nakal. Singkat cerita, di Australia saya jatuh dalam pergaulan yang sangat buruk, dimana saya pernah ikut geng, menjadi pecandu narkoba cukup berat, dan melakukan hal-hal yang kurang baik. Hidup saya di Australia begitu hancur, hari demi hari yang saya lakukan hanya berantem, pake narkoba, dalam seminggu saya bisa nggak tidur, karna memang nggak bisa saudara, sampai harus diseret dipaksa mandi, dipaksa makan, tidur, hidup saya begitu hancur dan kacau. Papa mendapat kabar bahwa saya hancur. Dia telpon saya, tanya saya gimana disana, dan saya bilang saya nggak papa, saya baik-baik saja. Dua minggu kemudian papa saya datang. Dan pada saat itu sedang tidur, dia tabok-tabokin saya supaya saya bangun. Saya kira saya sedang bermimpi. Ternyata saya nggak mimpi, saya lihat papa saya yang kagetnya luar biasa, dimana rumah dia jadi base camp, ada narkoba dan cewe dimana-mana. Papa saya begitu marah dan kecewa, saudara bisa bayangkan, dia buang semua narkoba dan usir dengan halus teman-teman saya. Saya lihat matanya, saya ajak dia ngomong, tapi dia nggak mau ngomong, dia terlihat mau nangis, tapi nggak bisa nangis. Dia begitu hancur, kecewa. Saya disuruh pulang ke Jakarta. Tadinya saya nggak mau pulang, tapi puji Tuhan saya pulang, temen saya banyak yang kacau. Ada yang masuk penjara, ada yang dideportasi, hancur semua. Di Jakarta hidup saya nggak bertambah baik. Saya tidak punya tujuan hidup, bingung mau ngapain. Mau kerja nggak bisa kerja, mau sekolah nggak bisa sekolah, bingung. Jujur hidup ini untuk apa.
Dari kecil saya suka menghayal apa yang akan terjadi ketika saya mati. Dari kecil saya nggak punya dasar agama. Saya Cuma jalanin dan menikmati hidup ini, saya merasa hampa banget. Karena saya dasarnya dari Budha, di ajaran Budha, kalau baik, katnya manusia mati jadi manusia lagi, kalo jahat jadi binatang.

Saya ketemu anjing dan saya ajakin dia ngomong : “Kamu dulu manusia?”.
Jawabannya, “Guk..guk..guk”.

Jangan-jangan dia mau ngomong bahasa Inggris tapi nggak bisa. Saya pikir-pikir kayaknya nggak masuk akal. Saya benar-benar dibuat bingung.Hidup saya tanpa tujuan. Hidup ini buat apa?

Saya juga pernah nanya ke nenek saya: “Nek, hidup ini buat apa?”.
Dia bilang, “Buat cari duit, jadi kaya, buat anak cucu,”.
Saya tanya lagi, “Cari duit, cari rumah, cari mobil, tapi mati nggak dibawa, kemana duitnya?”.
“ Ya buat cucu-cucu” jawabnya.
“ Iya bener duitnya buat cucu-cucu, tapi kita nya kemana” Dia diem aja.

Kalau hidup gitu ngapain.


Tahu kupu-kupu? Tahu artinya kupu-kupu? Dahsyat...

Singkat cerita, hidup saya begitu hancur, bingung. Hari demi hari saya di diskotik. Bahkan bisa 4 hari saya di diskotik, nggak pulang, karna di Jakarta ada diskotik yang nggak tutup-tutup, pakai narkoba, ineks, segala macam. Tapi ada suatu titik dimana papa ajak saya ngobrol, dia tanya kenapa saya begitu kacau dan hancur,

Saya cuma jawab, “Nggak tau”.

Tapi tiba-tiba dia nanya satu pertanyaan yang bikin saya bingungt, “Kamu mau nggak bertemu ibu kamu?”.

Saya begitu kaget karena sejak kecil saya nggak pernah ketemu ibu saya, dari umur 3 tahun sampai umur 16 rahun. Dan akhirnya saya pergi ke Inggris. Dan ketika pertama ketemu, saya peluk cium dia – kayak di film-film. Dia nangis nglihat saya , dari kecil nggak liat anak tiba-tiba gede.Saya pindah ke Inggris, tapi di Inggris hidup saya tidak bertambah baik – Cuma satu bulan di Inggris - karena ternyata ibu saya pecandu narkoba juga. Bahkan kita pernah pake narkoba bareng. Saya bukannya bertobat, tapi malah tambah kacau. Ibu saya pake narkoba bukan semacam ganja, tapi lebih berat lagi. Heroin. Semuanya dipakai. Kita juga sempat ditangkap polisi, dimasukin sel, masuk penjara bareng ibu saya. Hidup saya hari demi hari tambah hancur.
Saya kembali ke Jakarta. Hidup saya hari demi hari tambah hancur, akhirnya tiba di suatu titik dimana saya ketemu Steve Emmanuel, seorang artis juga (yang saya critain tadi sebelum saya jadi artis, jauh) saya sudah mulai belajar syuting, tapi masih jauh.Dapat duit buat mabok.

Dia tanya, “Apa mau dikenalin sama kakak saya?”

Dan saya dikenalin sama Nafa di diskotik. Waktu itu saya dalam keadaan mabuk, dia juga dalam keadaan make, dan saya ketemu sama dia. Dikenalin, dan saya mulai pdkt sama dia. Singkat cerita, ketika saya bertemu dengan Nafa, Nafa saat itu dalam keadaan belum lama putus. Tadinya dia seorang muslim yang taat, nggak kenal diskotik, nggak kenal rokok, mabuk, dan pada saat ketemu saya, dia sudah dalam keadaan jatuh. Saya mulai dekat dengan dia, saya mulai datang ke rumah dia, dan tiba-tiba saya nanya dia, saya juga bingung kenapa saya bisa nanya seperti itu.

Saya nanya, “Nafa, agama kamu apa?”,
dan dia bilang ini sambil bengong, “Agama saya kristen.”

Banyak orang mengira Nafa Kristen karena saya. Padahal saya dari kecil tidak punya agama.

Oke saya bilang, saya ikut kristen, nanti kalau dikenalin sama mamanya kan gampang. Itu kira-kira hari rabu atau kamis, singkat cerita sampai hari minggu. Saya bilang orang kristen kalo hari minggu ke gereja. Kita ke gereja di JFCC, GBI di Senayan. Pendetanya bule, wajah bule tapi fasih banget ngomong Indonesia, saya sampai bengong.
Setelah berkhotbah,ada altar call saya bingung karena dia liat-liat saya dan dia bilang :
“Yang mau terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, silahkan maju.”

Saya nanya teman saya, Kristen, “Apa saya harus terima Yesus?”

Dan dia bilang, “Ya, kamu harus terima Yesus.”
Dan saya maju ke depan. Banyak orang yang menerma Yesus hari itu saudara.
Yang pertama, saya didoakan, “Aku mengenal engkau.”

Saya bingung saudara, padahal saya baru kenal dia saat itu, dan dia bilang, “Kamu telah membuat keputusan yang tepat. Yang harus kamu lakukan adalah kamu harus percaya dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.”

Dia bilang yang harus kamu lakukan adalah percaya dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.

Oke saya bilang: "Yesus, mulai saat ini Kamu adalah Tuhan dan Juru Selamat saya"

Dan waktu ngomong itu saya berfikir gampang juga, belagu-belagu juga dulu aku nggak punya Tuhan, sekarang sekali-kali aku punya Tuhan dong.Pikir saya. Yesus mulai hari ini Engkau adalah Tuhan saya.

Hidup saya memang tidak langsung berubah, tapi ada suatu kekuatan yang terus menarik saya. Ketika saya bertekad mengakui bahwa Yesus itu adalah Tuhan, saya mulai tertarik dengan Alkitab, saya nggak baca Perjanjian Lama, bosen saudara, saya mulai baca Perjanjian Baru dan saya mulai mendapati bahwa dalam dalam Alkitab, Yesus mengatakan bahwa Dialah jalan kebenaran dan hidup. Dan saya mulai mengatakan bahwa tidak ada jalan masuk ke surga kecuali melalui Yesus, dan saya mulai mendapati hal-hal yang wow, ini dasyat banget. Dan saya mulai ke gereja dan saya mulai diajari bahwa kita harus bangun hubungan dengan Tuhan. Saya pulang, dan berdoa, saya benar-benar bangun hubungan saudara, saya benar-benar berdoa, benar-benar yakin, sampai sekarang saya menganggap bahwa Yesus itu benar-benar ada dihadapan saya.

Saya ajak ngobrol, “Halo Yesus, apa kabar?”

Saya benar-benar bangun hubungan pribadi saya dengan Tuhan. Saya ambil gitar, saya belajar lagu rohani, Ku Mau Cinta Yesus, itu saudara yang pertama saya pelajari dan tiba-tiba saya mulai dijamah Tuhan begitu luar biasa. Ketika saya mulai mencari Dia, Dia genggam saya begitu luar biasa. Saya mulai mengalami hal-hal yang seumur hidup saya nggak pernah alami.

Saya pernah mengalami, suatu saat saya sedang menyembah dalam Tuhan di kamar saya, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan saya benar-benar kaget, saya buka mata, saya rasain angin dan saya nggak suka lagi berdoa ada orang, dan saya buka mata, pintu kamar itu tertutup dan saya periksa kunci, ternyata sudah saya kunci dan saya mulai menyembah dan berdoa lagi, dan tiba-tiba pintu kamar saya terbuka lagi dan saya pikir karena udah saya kunci, saya tutup mata lagi, dan tiba-tiba disitu, di pintu itu ada suatu sinar yang terang banget saudara, sangat berkilauan, saya tersungkur dan saya nangis, saya mulai ngerasain damai yang begitu kuat, mulai ngerasain cinta kasih Tuhan yang begitu dekat banget, atmosfir, dan saya nagis dahsyat banget, dan tiba-tiba disitu berdiri Seorang yang tidak bisa saya lihat wajahNya , begitu silau, saya hanya jatuh dan saya nangis dan nangis saudara. Ketika saya mencari Yesus saya mulai mendapati hal-hal yang seumur hidup tidak pernah saya alami. Saya selalu berpikir bahwa Tuhan adalah Tuhan dan manusia adalah manusia, nggak akan nyambung. Tapi waktu saya bertemu Yesus saya mulai tahu bahwa kita bisa bangun hubungan pribadi dengan Yesus. Saya mulai tahu bahwa kita bisa bicara dengan Tuhan, wow dahsyat banget! Pada saat itu saya belum bertobat, tapi saya bangun adalah hubungan. Saya selalu ajari orang jangan membatasi diri dengan peraturan tentang hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Kalau saudara nggak pernah punya hubungan pribadi dengan Tuhan, jangan sebut diri saudara kristen, saudara hanya beragama saja. Jangan hanya jadi orang beragamawi saja. Yesus datang tidak membawa agama. Yesus datang membawa hubungan sama Tuhan. Dan saya mulai bilang kepada Yesus bahwa saya mau lepas dari narkoba, alkohol, sex bebas. Jujur, pada saat itu saya tidak munafik bahwa saya berzinah dengan dia. Saya mau bertobat, kalo Yesus bukan Tuhan tidak mungkin saya bisa lepas dari narkoba, sex bebas, alkohol, rokok. Dia Memberi Kekuatan. Lagu-lagu profetik dahsyat banget lagu-lagunya saudara, benar-benar memberi kekuatan. Saya yang tadinya tinggal satu rumah dengan Nafa,

Saya bilang: “Nafa, saya mau pulang, balik lagi ke rumah orang tua, saya nggak mau sex bebas, saya tau Tuhan nggak suka.”

Sampai saya bikin tatoo, setengah jalan. Gara-gara teman saya orang Kristen boleh kog bikin tatoo. Oke, kita bikin tatoo. Waktu itu saya bikin di Jakarta. Tiba-tiba saya liat didalam spirit saya, dalam roh , saya melihat bahwa Tuhan membuang muka. Tiba-tiba di dalam hati saya merasa ada yang ‘greg’ ilang , “ooo kaget” Yesus nggak suka. Padahal, ada evangelist contemporer udah memimpin sampai ke seluruh dunia, masih bikin tatoo karena memang gayanya gitu. Tapi itu adalah urusan dia, hubungan pribadi dengan Tuhan saya nggak mau sampe jadi orang yang hanya agamawi. Tapi saya pribadi, Tuhan nggak mau saya bertatoo, maka tatoonya berhenti di tengah jalan. Dan akhirnya Yesus membebaskan saya sampai hari ini. Saya bisa kemana-mana, saya bisa dikirim kemana Tuhan mau bawa saya. “Oh, besok aku ke gereja. Kayaknya aku mau bersaksi.” Benar ternyata saudara, Tuhan sangat baik saudara, Tuhan begitu luar biasa, dan saya mau bilang, siapapun saudara, selama saudara masih berdosa, masih berzina, masih pake narkoba, selama saudara menjalani suatu agama sebatas suatu agama, saudara tidak akan masuk surga, karena Yesus tidak datang membawa agama tapi membawa kehidupan. Yesus membawa hubungan pribadi. Amin. Kalau saudara benar-benar terima Tuhan, saya yakin saudara akan alami hal-hal supranatural, wow dahsyat!

Yeremia 29:11 -
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera  dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan"

God Bless You!!
Sumber: Rotihidup.blogspot.com
 

Blog Template by YummyLolly.com - Sponsored by Free Web Space