Pages

Wednesday, January 4, 2012

Kisah Bocah Kecil


Mereka bilang ini adalah kisah nyata ....

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur (Filipina) 
yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah berbatuan dan 
menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju 
kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir 
sebentar ke Gereja setiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan. Tindakannya selama 
ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang 
lugu dan beriman
tersebut. 

"Bagaimana kabarmu Andy? Apakah kamu akan ke sekolah?"
"Ya, Bapa Pendeta!" balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta
tersebut. Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia 
berkata kepada bocah tersebut,"Jangan menyeberang jalan raya sendirian, setiap
kali pulang sekolah kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan menemani kamu
ke seberang jalan . jadi dengan cara tersebut saya bisa memastikan kamu pulang
ke rumah dengan selamat."

"Terima kasih, Bapa Pendeta."
"Kenapa kamu tidak pulang sekarang ?? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah 
pulang sekolah?"
"Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan ..sahabatku. "
Dan Pendeta itu segera meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya didepan
altar berbicara sendiri, tapi kemudian Pendeta tersebut bersembunyi dibalik
altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andykepada Bapa di Surga.

"Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak 
mencontek walaupun temanku melakukannya . aku makan satu kue dan minum
airku." 

"Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue
ini. Terima kasih buat kue ini Tuhan!" 

"aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku 
yang terakhir buatnya . lucunya, aku nggak begitu lapar."

"Lihat, ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu 
minggu depan. Engkau tahu ini sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa .. 
paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah.

Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan
ini, bahkan beberapa temanku sudah berhenti sekolah .Tolong Bantu mereka supaya 
bisa sekolah lagi . tolong Tuhan ?? 

Oh ya, Engkau tahu Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu 
sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu.Tuhan . Engkau 
mau lihat lukaku ??? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, disini .. disini .. 
aku rasa Engkau tahu yang ini khan.....?? Tolong jangan marahi Ibuku ya ..??? 
dia hanya
sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makanan dan biaya sekolahku .. Itulah
mengapa dia memukul kami.

Oh Tuhan. aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang 
cantik dikelasku, namanya Anita ... menurut Engkau apakah dia akan menyukaiku 
???
Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku 
tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.

Hei .. ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira?? Tunggu saja 
sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu .tapi ini kejutan bagiMu. Aku 
berharap Engkau akan menyukainya.

Ooops aku harus pergi sekarang." Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil 
Pendeta itu, "Bapa Pendeta ....Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan 
sahabatku, anda bisa menemaniku menyeberang jalan sekarang!" 

Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy tidak pernah absen sekalipun.
Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu 
karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada 
Elohim .. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.

Pada hari Natal , Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga dia tidak bisa memimpin
gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja diserahkan pengelolaannya kepada
4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu 
yang orang lain perbuat. Mereka juga sering mengutuki orang yang menyinggung 
mereka.

Mereka sedang berlutut memegangi rosa rio mereka ketika Andy tiba dari pesta
natal di sekolahnya, dan menyapa "Halo Tuhan..Aku ...' 

"Kurang ajar kamu bocah !!! tidakkah kamu lihat kami sedang berdoa ??!!! 
Keluar.!!!"

Andy begitu terkejut, " Dimana Bapa Pendeta Agaton.??? Dia seharusnya 
membantuku menyeberangi jalan raya . dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu 
belakang Gereja . tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus ini hari 
ulang tahunNya, aku punya hadiah untukNya.... "

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari
keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja. Sambil 
membuat tanda salib ia berkata "Keluarlah bocah..kamu akan mendapatkannya !!!"

Oleh karena itu Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyeberangi 
jalan raya yang berbahaya tersebut didepan Gereja. Dia mulai menyeberang. 
ketika tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang disitu ada tikungan 
yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku 
bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut.

Waktunya hanya sedikit untuk menghindar .. dan Andy tewas seketika. Orang-orang 
disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah 
tak bernyawa.

Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah 
yang halus dan lembut namun penuh dengan air mata datang dan memeluk tubuh 
bocah malang tersebut. Dia menangis.Orang- orang penasaran dengan dirinya dan 
bertanya,

"Maaf Tuan.apakah anda keluarga bocah malang ini ? Apakah anda mengenalnya? "
Pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu 
dalamsegera berdiri dan berkata," Dia adalah sahabatku."

Hanya itulah yang dia katakan. Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam baju
bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa
pergi tubuh bocah malang tersebut dan keduanya kemudian menghilang.

Kerumunan orang tersebut semakin penasaran...

Di malam Natal , Pendeta Agaton menerima berita yang sungguh mengejutkan. Dia 
berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih 
tersebut. 

Pendeta itu bertemu dan bercakap-cakap dengan kedua orang tua Andy.

"Bagaimana anda mengetahui putera andameninggal ?"

"Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari." ucap ibu Andy terisak.

"Apa katanya ?"

Ayah Andy berkata ,"Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. 
Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya 
Andy sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian 
yang sulit untuk dijelaskan mengenai Dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan 
tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan 
kecupan di keningnya kemudian Dia membisikkan sesuatu ... 

"Apa yang dia katakan?"

"Dia berkata kepada puteraku .." Ujar sang Ayah "Terima kasih buat kadonya . 
Aku akan segera berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku." 

Dan sang Ayah melanjutkan, "Anda tahu kemudian. semuanya itu terasa begitu 
indah .. aku menangis tetapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu 
aku menangis karena bahagia .. aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, 
tetapi ketika Dia meninggalkan kami ada suatu Kedamaian yang memenuhi hati 
kami, aku
merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.. Aku tidak dapat melukiskan 
sukacita didalam hatiku.

Aku tahu puteraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong katakan padaku, 
Bapa Pendeta..siapakah Pria ini yang selalu bicara dengan puteraku setiap hari 
di gerejamu? anda seharusnya mengetahui karena anda selalu berada disana setiap 
hari, kecuali pada waktu puteraku meninggal ." 

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes di pipinya, dengan lutut 
gemetar dia berbisik," Dia tidak berbicara dengan siapa-siapa. kecuali dengan 
Tuhan." 

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by YummyLolly.com - Sponsored by Free Web Space