Pages

Tuesday, November 1, 2011

Belajar Mengampuni

 Beberapa hari ini Tuhan mengajar gue tentang apa artinya sebuah pengampunan, sekaligus Tuhan mengajar gue bagaimana caranya mengampuni. Ternyata mengampuni itu gampang-gampang susah. Gue dihadapkan ke beberapa masalah dimana gue harus mengampuni orang lain. Sebenernya mengampuni itu adalah pilihan! Kalau kita memilih untuk tidak mengampuni, yaa.. kita tidak akan pernah bisa mengampuni seumur hidup kita. Kalau kita memilih untuk mengampuni, seberapa susahnya itu, Tuhan akan bukakan hati kita untuk kita bisa mengampuni.

Dan hari ini, secara tidak disengaja, gue menemukan suatu artikel yang membuat gue semakin sadar indahnya suatu pengampunan. Berikut ceritanya...... (Jeng jeng jeng!!)

~
Roma 12:20“Jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya” 


Dalam buku yang berwujud Rumors of Another World atau Kabar Burung Tentang Dunia Lain, Philip Yancey menceritakan kisah yang mengilustrasikan tentang pengampunan yang dibicarakan oleh Paulus di dalam Roma 12:20, yaitu ketika ia mengatakan bahwa menunjukkan kebaikkan kepada musuh akan “menumpukkan bara api di atas kepalanya”. 


Ketika Nelson Mandela memegang jabatan sebagai presiden Afrika Selatan, ia menunjuk sebuah komisi untuk menghukum orang-orang yang telah melakukan tindak kekejaman selama berlangsungnya politik apartheid. Setiap pejabat kulit putih yang dengan sukarela menemui pendakwa dan mengakui kesalahannya tidak akan dihukum.Suatu hari seorang wanita dipertemukan secara langsung dengan pejabat yang telah secara brutal membunuh anak laki-laki satu-satunya dan suami yang sangat dikasihi. Ketika ditanya apa yang ingin ia lakukan terhadap pejabat itu, ia menjawab, “Meskipun saya tidak memiliki keluarga, saya masih memiliki banyak cinta untuk diberikan.” Ia kemudian meminta pejabat itu untuk mengunjunginya secara teratur supaya wanita itu bisa memperlakukannya dengan penuh kasih. Kemudian ia berkata, “Saya ingin memeluknya supaya ia tahu bahwa pengampunan saya itu nyata.” 


Yancey menulis bahwa ketika wanita itu menuju tempat saksi, pejabat itu merasa sangat malu dan menyesal sampai ia pingsan. Kepedihan yang ditusukkan wanita itu bukanlah balas dendam yang penuh dosa, melainkan api pemurnian cinta, yang dikaruniakan Allah yang dapat memunculkan penyesalan dan rekonsiliasi. Itulah pengampunan yang penuh kasih.

Ampunilah orang-orang yang sudah bersalah kepadamu dan sudah menyakiti hatimu.
God bless you :)

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by YummyLolly.com - Sponsored by Free Web Space